Jakarta, tvOnenews.com - Jakarta Marathon 2023 dihelat dalam kondisi cuaca panas. Pagi itu suhu diperkirakan mencapai 30 derajat celsius, cukup panas dibandingkan dengan suhu normal biasanya.
Pada Oktober 2023 diprediksi sebagai puncak panas. Namun, kondisi panas tersebut sudah diantisipasi panitia Jakarta Marathon dengan menyediakan hot environment risk protection.
Termasuk peletakan water station Le Minerale sebagai cairan hidrasi. Kualitas pelaksanaan di atas standar ini menuai banyak pujian dari seluruh pelari dalam dan luar negeri.
Medical Director Jakarta Marathon 2023, dr. Antonius Andi, Sp.KO, yang juga menjadi dokter olahraga pendamping timnas dalam ajang Olimpiade mengatakan ada dua hal yang sangat penting untuk menghindari masalah kesehatan.
"Ketika berlari dalam cuaca panas, yaitu hidrasi tubuh dan memenuhi kebutuhan mineral," ujar Andi.
"Kadang fokus pelari hanyalah cairan tubuh, namun perlu disadari juga bahwa menjaga kecukupan mineral ini juga sangat penting dalam menjaga performa,” lanjut dia.
Mineral yang cukup juga berperan dalam membantu mengatur suhu tubuh pelari agar tetap stabil dalam kondisi cuaca panas.
Selain itu, mineral yang terkandung dalam air mineral juga sekaligus berfungsi menyalurkan oksigen ke berbagai jaringan tubuh. Apabila transfer oksigen terhambat, tidak heran, jika banyak orang yang pusing saat mengalami dehidrasi dan kepanasan.
Mengingat sangat perlu memperhatikan kecukupan mineral dalam hydration point, panitia meletakan water station Le Minerale di 25 titik strategis selama Jakarta Marathon 2023.
“Di tengah kondisi cuaca panas ini, kami berusaha untuk menjadikan Jakarta Marathon sebagai lomba lari dengan risiko terendah di Indonesia," kata Andi.
Salah satu peserta yang mengunjungi water station Le Minerale, dr. Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa Dokter Tirta juga sependapat dengan komentar koleganya.
"Dalam suhu yang cukup tinggi memang diperlukan hidrasi yang berkualitas," ujar dia. (mir)
Load more