Dia menyampaikan, setiap tahun Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia menghasilkan 150 hingga 200 orang karateka sabuk hitam.
"Kita juga mencatat setiap tahun itu di kejuaraan FORKI, baik nasional atau daerah selalu mendapatkan medali emas, perak dan perunggu. Jadi, diharapkan Rakernas ini bisa merumuskan langkah-langkah dalam memulihkan pencapaian target-target tersebut," tambah Effendi Sirait.
Sedangkan Ketua Umum PB Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, MM., menegaskan, Rakernas ini harus bisa mengobarkan kembali semangat Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia.
"Karena Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia ini sudah memberikan prestasi-prestasi luar biasa sebelum pandemi Covid-19. Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia ini sudah berdiri sejak 1963. Jadi, kira-kira sudah 50 tahun yang lalu, dan sudah menghasilkan para atlet serta sudah menjuarai banyak event baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan juara MMA kelas berat saat ini adalah atlet TAKO," terang Nurdin Tampubolon.
"Harapan saya adalah membangkitkan prestasi yang lebih baik lagi kedepan untuk membangun kebersamaan dalam bermasyarakat dan berguna bagi bangsa dan negara," tambahnya.
Dalam meningkatkan prestasi, Nurdin Tampubolon mengatakan, perlu membangun strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
"Kalau dulu karate-karate berlatih secara tradisional yang harus face-to-face. Nah, bagaimana memanfaatkan teknologi digital sehingga nanti bisa menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Selain itu, perlu meningkatkan peran pemerintah di dalam membina atlet berprestasi ini, Perguruan Karate-Do TAKO Indonesia akan ikut dengan aturan-aturan tersebut, dan mendukung program pemerintah untuk menyediakan para atlet yang handal, profesional serta berdaya saing di tingkat nasional maupun di tingkat Global," urai Nurdin Tampubolon.
Load more