tvOnenews.com - Megawati Hangestri sempat mendapat perlakuan aneh di pertengahan musimnya bersama Red Sparks. Hal itu bahkan sampai membuat legenda voli Korea Selatan Han Yoo Mi protes.
Saat pertandingan Red Sparks lawan Hi Pass pada akhir bulan Februari lalu, Megawati Hangestri mendapat perlakuan yang tidak seperti biasanya.
Meski akhirnya anak asuh Ko Hee Jin menang 3-1 pada pertandingan tersebut, namun di balik kemenangan itu penampilan Megawati Hangestri mendapat sorotan.
(Aksi Megawati Hangestri. Foto: KOVO)
Bukan karena performanya yang buruk, melainkan cara bermain Mega yang tidak biasa. Legenda voli Han Yoo Mi yang menjadi komentator pertandingan pun heran.
Dengan ditempatkan di posisi yang lebih mundur praktis pevoli berhijab asal Indonesia itu minim mendapatkan kesempatan untuk melakukan spike sebagaimana biasanya.
Namun ada asumsi bahwa penempatan Mega yang tak lazim ini adalah bagian dari strategi Pelatih Red Sparks Ko Hee-jin.
(Han Yoo Mi. Foto: Instagram @hym_vb)
Sebab pada laga itu para pemain Hi Pass terlihat lebih condong mengantisipasi serangan-serangan Mega. Ada pula yang beranggapan bahwa cedera bahu Megatron belum pulih sempurna.
Namun jika karena cedera mengapa pada pertandingan ini Mega justru dipasang, padahal dia bisa diistirahatkan. Pada akhirnya itu hanya sebatas dugaan semata.
Sebab Ko Hee-jin belum juga menjelaskan alasan di balik strateginya itu, dengan mengerucutkan kesempatan Mega untuk mendapatkan poin. Tapi komentar legenda voli Korea Selatan ini menarik dibahas.
Ditanya soal penampilan Megawati Hangestri setelah laga melawan Hi-Pass, legenda voli Korea Selatan Han Yoo-mi menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan Red Sparks tampil gemilang di musim ini.
Pertama setelah Lee So-young bergabung dengan tim, ada rasa stabilitas secara keseluruhan di semua posisi termasuk setter. Yoo-mi merasa itu lebih lengkap dengan adanya Megawati Hangestri.
“Mega ini memiliki serangan yang bagus. Pada pertandingan melawan Hi-Pass ini ia menunjukkan serangan-serangan mematikan sejak awal,” kata Yoo-mi.
“Namun sayang tak tahu mengapa Mega tidak mendapatkan umpan spike yang begitu banyak,” imbuh salah satu legenda voli Korea Selatan itu.
Terlepas dari apakah itu memang strategi pelatih atau kondisi Megawati Hangestri yang kurang prima, yang pasti Red Sparks berhasil mencapai babak playoff di musim perdananya.
Tim yang diasuh Ko Hee-jin itu akhirnya lolos ke babak playoff setelah terakhir kali merasakannya 8 tahun silam atau pada musim 2016/2017.
(Megawati Hangestri dan rekan-rekannya di Red Sparks. Foto: KOVO)
Red Sparks kini mengoleksi 61 poin dengan 7 kemenangan beruntun. Kehadiran Megawati Hangestri benar-benar mengubah kualitas bermain Red Sparks.
Sebelumnya klub yang bermarkas di kota Daejeon itu hanya dipandang sebagai tim medioker yang maksimal hanya bisa menempati papan tengah.
Hadirnya Mega bak oase di tengah padang gurun, setelah sekian lama hanya finish di peringkat yang kurang baik.
Walau pada akhirnya gagal juara, Megatron kembali menandatangani kontrak baru bersama Red Sparks musim 2024/2025.
Dimana V League akan mulai berlangsung bulan Oktober 2024.
Tentu itu akan menjadi kesempatan emas bagi Mega semakin mengukuhkan namanya di tingkat internasional.
Namun di musim depan, Megawati Hangestri akan membela Red Sparks tanpa Giovanni Milana (Gia).
(amr)
Follow tvOnenews.com di sini Google News.
Load more