LavAni kemudian bangkit lagi, menambah lima angka beruntun untuk membalikkan skor menjadi 22-18. Sang juara bertahan pun terus melaju dan mengakhiri perlawanan Bhayangkara Presisi dengan skor 25-20.
Pelatih Jakarta Bhayangkara Presisi, Riedel Toiran Gonzales Toiran mengakui anak asuhnya bermain buruk dan kurang semangat sehingga strategi yang sudah disiapkan tidak berjalan baik.
“Sejak seri reguler terakhir di Pontianak, kondisi beberapa pemain agak menurun dan ada yang cedera sehingga kami tidak bisa berlatih full tim. Tetapi memang fokus dan semangat tim kurang maksimal pada laga hari ini,” kata Toiran.
Middleblocker Bhayangkara Presisi, Yudha Mardiansyah menambahkan tim pelatih sebenarnya sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi LavAni, tetapi tidak bisa dieksekusi di lapangan karena permainan kami kurang maksimal.
“Kami sering kehilangan fokus, terutama pada set pertama dan kedua. Secara tim, kami sudah tahu kekuatan dan kelemahan lawan, tetapi kami sering salah sendiri,” katanya.
Sementara itu, asisten pelatih, LavAni, Samsul Jais mengatakan kekuatan servis menjadi kunci bagi timnya untuk menekan pertahanan Bhayangkara Presisi yang memiliki kelemahan pada receive.
Load more