Surabaya, Jawa Timur - Grand Prix Indonesia di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dijadwalkan akan digelar Minggu, 20 Maret 2022 disaat pandemi Covid-19 masih belum dinyatakan sirna. Pemerintah menyiasati dengan membentuk Satgas Travel Bubble Moto GP 2022, yang dikomandani oleh, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto.
Medikal Operasional Lapangan Sistem Bubble Moto GP Mandalika 2022, Laksma TNI (Purn) dr I.D.G. Nalendra mengatakan, travel bubble dikenal sebagai koridor perjalanan dan koridor Covid-19.
Sistem bubble akan memisahkan seseorang yang memiliki risiko terpapar Covid-19, baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas, dengan masyarakat umum dan disertai pembatasan interaksi hanya kepada orang di dalam satu area pemisahan yang sama.
dr Nalendra menyebut, penerapan sistem tersebut pertama kali dilakukan di Indonesia yakni pada ajang pada ajang World Tour Finals 2021 Badminton di Nusa Dua, Bali. Hasilnya, setelah pertandingan selesai, nihil kasus penularan Covid-19.
"Kita sudah melaksanakan pada kegiatan bulu tangkis BWF kemarin di Nusa Dua, kita berhasil dengan zero case Covid-19 itu karena sistem bubble. Ini yang diminta pemerintah kepada kita, bahwa harus bisa zero case," katanya, Sabtu (29/1/2022) siang.
Sejak awal menginjakkan kaki di Indonesia melalui bandara, para pebalap beserta kru telah masuk dalam sistem travel bubble. Mereka tidak bisa berhubungan dengan luar atau orang lain, mereka hanya bisa berinteraksi dengan orang-orangnya sendiri dalam sistem satu bubble itu.
Bahkan perjalanan menuju hotel akan difasilitasi dengan mobil untuk masing-masing kelompok, sekaligus hotel tersebut akan berisi kelompok itu saja. Nantinya, dalam satu hotel akan disiagakan polisi untuk melakukan penjagaan.
"Di hotel itu mereka tidak boleh keluar, baik kepolisian, petugas hotel, petugas kesehatan maupun tukang parkir, mereka tidak diperbolehkan keluar selama sistem bubble ini diberlakukan, sampai mereka pulang," tambahnya.
Rencananya, untuk mengawal kelancaran berjalannya event tersebut, sebanyak 3500 personel polisi disiapkan, 80 tim kesehatan didatangkan dari Jakarta, dibantu oleh Dinkes Setempat serta 275 tim medis disebar di hotel yang jadi tempat pebalap menginap.
"Jadi cukup banyak untuk mengawasi bubble sistem ini, sehingga tidak terjadi adanya kasus baru atau lonjakan yang meningkat dari Mandalika," jelasnya.
Mantan Penanggungjawab Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kogabwilhan II ini tegas mengatakan, setiap pelanggaran akan ada sanksi yang akan dikenakan.
"Pelanggaran pasti ada sanksinya, tergantung pelanggarannya, misal vaksinasi di negaranya hanya satu kali dia harus laporan di awal, nanti kita sesuaikan. Jadi sebelum mereka kesini harus ada vaksinasi dua kali, terus PCR hasil negatif tapi di tempat kita, ada PCR ulang," pungkasnya.(Zainal Azhari/rey)
Load more