Kebumen, Jawa Tengah - Kejuaraan Tinju memperebutkan Sabuk Emas Bupati Kebumen yang diikuti atlet tinju dari berbagai daerah yang digelar di lapangan Desa Rowokele, Kecamatan Ayah, pada Sabtu (9/1/2022) lalu ternyata berbuntut panjang.
Pasalnya sebanyak 14 petinju profesional mengaku belum dibayarkan honornya. Atas hal tersebut belasan petinju pun melapor kepada Polres Kebumen, Senin (14/2/2022).
Hal ini disampaikan oleh Subur Yanto Siregar selaku pendamping para atlet tinju yang belum dibayar tersebut. Subur menyampaikan pihaknya diminta oleh 14 petinju untuk mendampinginya. Hal ini berkaitan dengan hak mereka yang belum diberikan sepenuhnya. Dimana usai pertandingan beberapa pentinju baru dibayar Rp200 hingga Rp500 ribu saja.
"Saya langsung datang ke Kebumen, dan mendampingi mereka. Saya sangat kasihan sekali, para atlet diperlakukan seperti itu,” tuturnya.
Dijelaskan Subur, melalui sambungan telepon, uang dari Muspika Kebumen belum ditransfer. Atas jawaban tersebut pihaknya pun menemui Bupati Kebumen Arif Sugiyanto. Dalam pertemuan tersebut, diketahui, jika urusan dengan bupati hanya sebatas izin saja.
"Urusan dengan bupati sebenarnya hanya soal izin saja. Bahkan secara pribadi, bupati juga membantu acara tersebut,” jelas Subur.
Subur Yanto pun akhirnya memutuskan untuk melaporkan perihal tersebut ke Polres Kebumen. Langkah ini diambil karena sudah mencoreng nama baik petinju profesional dan juga Kebumen. Bahkan sabuk kejuaraan pun ternyata sewa. Sabuk kembali diminta usai juara turun dari panggung.
"Jika pihak promotor mau berbuat baik dan memenuhi hak-hak petinju, maka persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Saya berkenan mencabut laporannya di Polres Kebumen. Namun jika tidak maka proses hukum harus berlanjut," tegas Subur.
Selain belasan petinju yang belum dibayar, terinformasi pula, pihak promotor belum melunasi biaya hotel. Bukan itu saja beberapa tunggakan lainnya juga belum dibayar seperti sewa ring dan lima biaya ronde girl. (Wahyu Kurniawan/Buz)
Load more