Hanoi, Vietnam – Kontingen pencak silat Indonesia mengajukan protes karena merasa mendapat perlakuan tak adil selama tanding di SEA Games 2021. Tim Merah-Putih menilai, ada semacam intrik dari negara-negara kontestan untuk menjegal atlet-atlet Tanah-Air mendominasi perolehan medali.
Beberapa drama tersaji di arena pencak silat SEA Games 2021 Vietnam selama perhelatan di Bac Tu Liem Gymnasium, Hanoi, 13-16 Mei 2022. Kontingen Indonesia menyesalkan kejadian paling mencolok perhatian hingga dua pesilat Indonesia gagal di partai puncak karena hal yang tak seharusnya terjadi.
Tim nasional silat Indonesia menilai, M Khoiruddin Mustakim, tidak seharusnya kandas secara mengenaskan dari lawannya asal Malaysia, Muhammad Hairi Adib Bin Azhar, pada pertandingan kelas B putra 50-55 kg. Saat laga yang terjadi pada Senin (16/05/2022), Mustakim kalah dengan skor tipis 49-50.
Meski memiliki kelas kemampuan yang jauh lebih baik daripada pesilat Malaysia, Mustakim bersusah payah mengumpulkan poin, bahkan tak jarang mendapat pengurangan karena wasit menilai ia membuat pelanggaran, termasuk pada pada menit-menit akhir babak ketiga, saat ia unggul 59-50.
Satu tendangan telak Mustakim melayang ke arah muka sehingga langsung membuat lawan terguling di arena. Namun momen krusial terjadi saat laga tinggal tersisa empat detik dan wasit menghentikan laga sementara agar tim medis dapat memberikan pertolongan pertama ke Hairi.
Tak Puas Penilaian VAR
Halaman Selanjutnya :
Dalam kondisi tegang, wasit mengganjar kartu kuning kepada dua pelatih Indonesia, Indro Catur Haryono dan Bondan karena terlalu banyak berteriak. Bondan pun beradu argumentasi dengan Benny Sumarsono (Ketua Harian PB IPSI) yang merupakan perangkat pertandingan di SEA Games 2021.
Load more