Jakarta, tvOne
Dua tahun lalu polisi menangkap empat orang yang menyuarakan protes dengan membentangkan spanduk kelompok pecinta lingkungan Extinction Rebellion selama Grand Prix Inggris.
Balapan tahun itu tertutup bagi penonton karena pandemi COVID-19.
Akan tetapi, pada Minggu diperkirakan 142.000 penonton memadati sirkuit dan jutaan pemirsa televisi di seluruh dunia bakal menjadi panggung akbar bagi mereka yang melancarkan protes untuk mencari sorotan.
"Kami menerima intelijen yang kredibel bahwa sekelompok pemrotes berencana mengganggu ajang ini dan kemungkinan menyerbu lintasan saat hari balapan," kata kepala inspektur Police Event Commander Tom Thompson dalam keterangan resmi seperti dilaporkan Reuters, Jumat.
"Pertama-tama, saya ingin memohon secara langsung kepada kelompok ini dan sangat mendorong Anda untuk tidak membahayakan diri Anda sendiri, para pebalap, juga para marshal, sukarelawan dan anggota masyarakat. Menuju lintasan ketika balapan berlangsung sangat berbahaya. Apabila Anda melanjutkan rencana gegabah ini Anda membahayakan banyak nyawa."
Ofisial Silverstone telah mendapat penjelasan soal ancaman tersebut dan siap mengambil tindakan yang diperlukan.
"Kami bekerja erat dengan kepolisian Northamptonshire dan badan layanan darurat guna menerapkan rencana dan prosedur guna memastikan kami benar-benar siap mengatasi situasi seperti demikian," kata managing director Silverstone Stuart Pringle.
"Saya yakin, di bawah kepemimpinan kepolisian, dan dengan sumber-sumber yang dikumpulkan oleh mitra kami, kami dapat melangsungkan ajang yang aman dan nyaman bagi para fan yang tetap menjadi prioritas utama kami."
Pada 2003 GP Inggris dilanda protes paling aneh dan terkenal ketika seorang pria mengenakan kilt berlari ke lintasan dengan mengibarkan spanduk bertuliskan "Baca Alkitab, Alkitab selalu benar" sehingga mobil para pebalap harus bermanuver menghindari orang tersebut.
Marshal kemudian dengan sigap membekuk pria itu sebelum diserahkan kepada pihak berwajib. (umm/ant)
Load more