Melawan Nadal yang enam kali berturut-turut mengalahkannya dalam berbagai turnamen Grand Slam, Federer yang saat itu berperingkat 17 dunia, dalam posisi underdog.
Saat itu banyak yang beranggapan masanya sudah berakhir dan untuk itu harus rela menyerahkan singgasana dominasi tenisnya kepada Nadal, Djokovic, dan Andy Murray.
Perjalanan Roger dari The One ke Big Three
Nadal memimpin 3-1 pada set kelima dalam final itu, sebelum Federer tiba-tiba bangkit untuk merampas lima gim terakhir guna menuntaskan kebangkitan yang akan selalu dikenang dalam sejarah tenis. Laga ini juga diwarnai sebuah reli panjang yang melibatkan 26 pukulan.
Federer pun menjadi petenis tertua kedua setelah Ken Rosewall yang mengangkat trofi tunggal putra Grand Slam yang juga trofi Grand Slamnya yang ke-18 dan sekaligus melontarkan dia menjadi petenis paling kaya di dunia saat itu.
The One ke Big Three
Sejak berulang kali menjuarai turnamen Grand Slam, Federer mulai mendominasi tenis seorang diri. Dia menjadi The One.
Dia melampaui 14 gelar Grand Slam yang dikumpulkan Pete Sampras yang saat itu membuat dunia terperangah.
Sejak 2004 sampai 2008, Federer amat menghegemoni tenis.
Dia lima kali berturut-turut menjuarai Wimbledon dan US Open, masing-masing dari 2003 sampai 2007 dan dari 2004 sampai 2008.
Pada 2004, 2006 dan 2007, Federer merebut tiga dari empat Grand Slam dalam tiga tahun tersebut.
Load more