SEA Games Kamboja Berdampak
“Belum adanya keputusan SEA Games Hanoi ini juga berdampak pada Kamboja yang menjadi tuan rumah 2023. NOC Kamboja mengatakan jika sampai akhir tahun tidak ada putusan, mereka juga kesulitan untuk menjadwalkan CdM Seminar hingga penyusunan technical handbook. Padahal Kamboja sudah serius membangun venue dan menyiapkan atlet,” ujar Ferry.
Ferry menjelaskan Indonesia juga mengalami kesulitan, terutama mengenai anggaran. Usulan anggaran harus diajukan Kementerian Pemuda dan Olahraga pada November, yang perlu menyertakan data pendukung seperti waktu pelaksanaan dan cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan.
“Hingga saat ini, kami masih fokus pada multi event yang masuk dalam kalender 2022. Apabila SEA Games diselenggarakan dan bertepatan dengan event tersebut, tentu akan sulit bagi kami berpartisipasi. Tapi, ini belum bisa dipastikan hingga Rapat SEAGF selanjutnya. Saya pikir, Tim Indonesia harus fokus ke Asian Games. Jika SEA Games tetap ada, mungkin benar-benar sekadar menjadi sasaran antara saja karena negara ASEAN lainnya juga ada yang harus mengikuti Commonwealth Games,” tambah Ferry.
Selain itu, SEAGF membahas rencana untuk membantu pemerintah negara ASEAN terkait rencana deklarasi pernyataan yang menginginkan agar cabor SEA Games merujuk kepada cabor Olimpiade dan Asian Games. Selama ini, cabor yang dipertandingkan dalam SEA Games merujuk pada Piagam SEAGF yakni tuan rumah mempertandingkan minimum 22 cabor dari tiga kategori.
“Ini mungkin yang tidak banyak diketahui, yakni kategori satu adalah cabor wajib yakni atletik dan akuatik. Tambahannya minimum diambil 14 cabor kategori dua yang merujuk pada cabor mandatory Olimpiade dan Asian Games, dan maksimum delapan cabor kategori tiga yang nomor pertandingannya juga dibatasi karena bertujuan untuk menjaga olahraga tradisional negara-negara ASEAN,” tambah Ferry. (Ramon Ardians/ wnb)
Load more