Paris, Prancis - Paris Saint-Germain mendominasi Ligue 1 sebagai pemimpin tabel peringkat dengan 24 poin dari memenangi 8 pertandingan.
Rekor 100 persen kemenangan PSG selama delapan pekan meninggalkan jauh para rival di urutan kedua dengan perbedaan 9 poin.
Hegemoni klub ibukota Prancis terlihat kian mencolok dengan keberhasilan membuat 22 gol, berbanding hanya tujuh kali kebobolan.
Selisih 15 gol PSG tercapai saat menang 2-0 atas Montpellier yang justru mengalami hasil impas, rasio 0 dari 15 gol dan 15 kebobolan.
Kendati tampak terlalu digdaya di Prancis, PSG menyembunyikan kelemahan, justru berupa disharmoni di barisan pengolah gol.
Dari empat striker, sang mega bintang Lionel Messi belum menyumbang gol setelah dua pertandingan sejak datang dari Barcelona.
Rekan senegara Messi, Mauro Icardi meraih tiga gol dari tujuh pekan atau terpaut satu gol dan satu penampilan dari Kylian Mbappe.
Selaku top scorer sementara PSG, Mbappe unggul tiga gol di atas Neymar Junior yang memberi satu gol dari empat pertandingan.
Selama menjalani empat laga, Neymar selalu mendampingi Mbappe di lini depan tapi dua pemain belum saling memberi asistensi gol.
Ketiadaan asistensi Neymar menjadi alasan keluhan Mbappe sesudah ia duduk di bangku tim saat PSG menang 2-0 atas Montpellier.
Sekian detik sesudah Mbappe keluar, Ney membantu Julian Draxler yang membuat gol, hanya sesaat masuk sebagai pengganti.
Di tepi lapangan, Mbappe mengeluh kepada pembuat gol pertama, Idrissa Gueye, bahwa Neymar tidak memberi asistensi kepada ia.
"Ia tidak mengoper bola ke aku," keluh Kylian Mbappe, seperti tertangkap kamera televisi Canal+ yang menyiarkan pertandingan.
Apakah pernyataan Mbappe sebagai isyarat bahwa ada persaingan tak sehat di antara pemain depan untuk menjadi bintang PSG?
Pelatih PSG Maurico Pochettino punya tugas tak kecil sebelum melawan Manchester City di Liga Champions, Selasa (28/09) malam. (raw)
Load more