tvOnenews.com - Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) menjadi bulan-bulanan netizen setelah atlet voli mengeluhkan federasi ini.
Bahkan timnas voli putra Indonesia, Rivan Nurmulki harus menyuarakan keresahannya melalui media sosial.
Timnas voli putra Indonesia mampu memberikan prestasi mumpuni di ranah internasional.
Bahkan menjadi yang terbaik di Asia Tenggara dengan titel hattrick SEA Games dan double winner SEA V League 2023.
Namun berdasarkan ranking FIVB, berada di urutan 68, tertinggal dari Thailand dan Vietnam yang berada di urutan 60 dan 56.
Bukan tanpa alasan Indonesia berada di tempat yang bukan seharusnya itu. Indonesia absen di laga resmi internasional sejak 2019 akhir hingga pertengahan 2023 ini.
Rivan mengeluhkan bagaimana pihak federasi selalu beralasan tak memiliki dana untuk menurunkan timnas di ajang internasional yang masuk dalam hitungan FIVB.
"Setiap kompetisi alasan tidak ada dana. Gimana mau berkembang anak bangsa," senggol Rivan.
"Negara lain banyak mengandalkan sponsor untuk kemajuan olahraga. Nah kali ga dapat sponsor ga usah jadi pengurus," tegas Rivan.
Rivan pun berterima kasih pada netizen yang membantu menyuarakan keresahan para atlet ini.
Menurutnya, cara ini pun menggerakan hati federasi untuk akhirnya memainkan timnas Indonesia di ajang internasional seperti AVC Challenge Cup yang masuk dalam hitungan ranking FIVB.
Tak berhenti di sana, keresahan atlet voli pun sempat disuarakan oleh kapten timnas voli putri, Wilda Nurfadhilah.
Wilda yang saat ini tengah membela timnas untuk ajang SEA V League mengeluhkan singkatnya masa training camp alias pemusatan latihan setiap timnas akan bertanding.
Pendapat Wilda ini pun diutarakan oleh Yolla Yuliana. Bahkan kritikan tajam sempat dilontarkan Yolla karena PBVSI menganggap timnas voli putri sebelah mata dengan pendeknya persiapan untuk AVC Challenge Cup beberapa waktu lalu.
Tentu tak sedikit keluhan dari atlet voli lainnya selain Rivan, Wilda dan Yolla. Tanggapan pun diberikan oleh pihak PBVSI soal keluhan yang diutarakan atletnya.
Wakil Ketua Bidang Binpres PP PBVSI Loudry Maspaitella akhirnya angkat suara soal keluhan atlet tersebut.
Dia mengakui keluhan Rivan untuk saat ini tidak relevan karena timnas voli putra justru sudah aktif kembali berkompetisi.
Dok. PBVSI
"Itu kalau tahun lalu dia melemparkan kritik itu benar, setelah SEA Games Vietnam itu kan kita vakum, akan tetapi di tahun ini hampir event internasioanl kita ikut," kata Loudry.
Loudry mengakui vakumnya timnas di ajang internasional memang masalah dana. Namun bukan berarti federasi tidak melakukan pembenahan selama ini.
"Kita juga harus berubah, karena kalau tidak bakal jalan di tempat, penyakitnya sama semua federasi," kata Loudry.
Sementara itu, Loudry pun turut menjawab keluhan timnas voli putri soal pemusatan latihan. Menurutnya, konsep TC tidak bisa disamaratakan dengan negara lain seperti Thailand.
"Konsep voli mereka (Thailand) itu beda. Mereka itu ditarik ke satu tim, klub dan Pemprov-nya tidak ada yang komplain. Sementara, kalau di sini, kita tarik ke satu pelatnas, nanti klubnya teriak, Pemprov-nya teriak, akhirnya malah kontra produktif," kata Loudry.
Loudry pun mengakui timnas voli putri kerap absen di ajang turnamen internasional. Hal ini membuat pelatnas terputus dan kesannya masa TC pun singkat.
"Yang jadi masalah di putri jarang ikut turnamen internasional, jadi pelatnasnya terputus. Intinya itu. Kalau putra kan turnamennya terus sambung, jadi kesannya TC jangka panjang," kata Loudry. (hfp)
Load more