Medan, tvOnenews.com - Manajemen PSMS Medan membantah menunggak pembayaran gaji dua pemain yang pernah memperkuat klub tersebut di Liga 2 musim 2022/2023.
Pengelola PSMS Medan diwakili Direktur Teknik PT Kinantan Medan Indonesia Andry Mahyar, mengatakan tidak pernah melakukan penunggakan gaji pemain yang berlaga di Liga 2 musim lalu.
"Tidak ada tunggakan gaji terhadap pemain PSMS Medan musim lalu. Saat Liga 2 dihentikan karena force majeure oleh PSSI dan PT Liga (Liga Indonesia Baru atau LIB), kita bertemu dengan pemain dan lewat zoom, sudah disepakati soal penyelesaian gaji pemain," katanya.
Andry Mahyar menyebut, kesepakatan antara manajemen dan pemain terjadi saat pembubaran tim PSMS di Liga 2 musim lalu.
Pada saat rapat kesepakatan, manajemen sudah menyampaikan di hadapan pemain, suporter yang hadir, dan pelatih Putu Gede, terkait hal yang menjadi tawaran PSMS Medan. Diakui Andry, saat itu ada dua pemain sama sekali tidak berkomentar.
"Semua pemain sepakat untuk tidak meminta PSMS membayarkan full gajinya. Sampai bulan itu, lalu diberikan kompensasi dan tiket pulang bagi yang sudah datang. Yang dua ini tidak mau, maunya sampai selesai. Tapi anehnya, pada saat rapat mereka tidak mengajukan itu, tapi setelahnya. Intinya mereka tidak sampaikan keberatan di dalam rapat, jadi saat sudah disepakati, ternyata mereka berbeda maunya," katanya tanpa menyebutkan nama kedua pemain tersebut.
Kata Andry, dua pemain yang bersangkutan malah memperkarakan hal itu dan saat ini ditangani National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau badan penyelesaian sengketa nasional. Tuntutannya, PSMS Medan harus membayarkan gaji dua pemain itu hingga akhir masa kontrak.
"Ada dua mantan pemain yang menuntut berbeda dan saat ini perkaranya masih di NDRC dan maaf, yang mereka minta itu tidak sampai Rp100 juta, bukan di atas Rp100 juta," ucapnya.
Menurutnya, tuntutan mantan pemain yang saat ini ditangani NDRC itu merupakan suatu hal yang irasional. "Mereka minta gaji diselesaikan sampai akhir musim. Kan, irasional jika PSMS harus membayar mereka secara penuh saat liga dihentikan karena force majeure," jelasnya.
"Kecuali PSMS terhenti di tengah jalan, masih ada sisa kontrak, itu wajib dibayarkan. Apalagi saat itu kita salah satu tim yang meminta Liga 2 dilanjutkan dan tentunya kita bertanggung jawab atas hal itu, tetapi ini kan Liga 2 dihentikan. Kecuali kalau misalnya langkah kita terhenti di Liga 2, mereka (pemain) tidak mau renegosiasi kontrak, kita harus selesaikan seluruh gajinya," jelas Andry Mahyar lagi. (ant/wna)
Load more