“Di momen ini saya dalam fase aktif-aktifnya latihan, tetapi saya harus berhenti karena mengalami cedera yang lumayan parah,” ujarnya.
“tidak mudah bagi saya untuk melewatinya, namun saya mengatasi cobaan ini secara perlahan dengan memotivasi diri agar saya bisa sembuh dan bisa melakukan latihan kembali,” pungkasnya.
Tazi Ahmad Dani terus giat berlatih hingga akhirnya bertemu dengan pelatih yang membantunya mengasah talentanya. Kerja keras dan dedikasi yang dilakukan Tazi sejak awal inilah yang akhirnya membuahkan hasil sehingga menjadi Juara Nasional dan mewakili Indonesia pada Thailand Sports School Khon Kaen Games 2019.
Ada juga kisah inspiratif seorang Niko Alfriyanto yang selalu mengingat pesan ayahnya untuk tak lelah mencari pengalaman dan tetap semangat serta serius berlatih.
“Waktu itu saya diantar almarhum ayah ikut seleksi di PERSIHARJO, umur 15 tahun, tapi tidak diterima, lalu nekat berangkat ke Jakarta untuk ikut SKO (Sekolah Olahragawan Kemenpora) di Ragunan tapi tidak lolos juga padahal sudah di tahap akhir, hampir menyerah,” ujarnya.
Berulang kali penolakan terjadi namun Niko tidak menyerah, ia terus giat berlatih dan mencoba sampai akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil, yaitu dapat membela Tim Nasional Indonesia dan memperkuat tim Persija Jakarta. “Setelah itu beberapa bulan kemudian mencoba kembali iku seleksi di PERSIJA, dan alhamdulilah lolos, bertahan sampai sekarang,” tutupnya bangga.
Niko sudah berlatih sepakbola sejak duduk di bangku TK dan tak henti berjuang sejak saat itu hingga sekarang demi menjadi pesepakbola profesional.
Load more