"Kita sudah komunikasi dengan pihak terkait seperti Perumdam, PUPR dan Bappeda untuk mencari lokasi lokasi air sungai Brang Biji yang tidak payau. Apabila sudah dapat, barulah kita olah dan dialirkan ke lokasi MXGP di Samota," katanya.
Menurut Lalu, apabila mengambil air dari sungai Brang Biji, maka butuh pipanisasi sepanjang kurang lebih 4 hingga 5 kilometer dari sumber air ke lokasi sirkuit di Samota.
"Air nanti kita alirkan ke tempat elevasi yang paling tinggi Di Samota, agar mendapat gravitasi yang baik untuk dialirkan ke semua titik di sirkuit dan juga area Glamping atau Glamourous Camping milik penonton," Lalu Suharmaji menjelaskan.
Kemudian yang kedua yang sedang dikaji juga, lanjut asisten 2, yaitu penggunaan air laut melalui teknologi Sea Water Revers Osmosis atau SWRO.
SWRO sendiri lanjut Lalu, merupakan penggunaan membran Revers Osmosi atau RO, yang merupakan teknologi untuk memisahkan kandungan garam yang terkandung dalam air laut untuk didapatkan air tawar.
"SWRO ini merupakan penyulingan air laut dan juga lebih dekat dengan lokasi sirkuit, akan tetapi penyulingan air laut ini cukup mahal, nah itu yang menjadi pertimbangan pemerintah daerah saat ini sedang dikaji mana pilihan terbaik dan bisa cepat dilaksanakan mengingat waktu tinggal empat bulan lagi," kata Lalu.
Lebih jauh, dikatakan pertengahan bulan Maret mendatang, hasil kajian sudah keluar dan sudah bisa dipastikan pilihan mana yang akan diambil apakah menggunakan air Sungai Brang Biji atau penyulingan air laut dengan sistem SWRO.
Load more