Kecuali Gim 1 di mana Celtics mengorkestrasi kebangkitan gemilang mereka ditopang enam tripoin dalam rentetan poin 20-2, dua gim terakhir selalu memperlihatkan tim yang menguasai paint area akan keluar sebagai pemenang.
Sebetulnya di Gim 1 Celtics yang meraih kemenangan juga mengungguli perolehan poin paint area Warriors 34-26, tapi sulit rasanya menyebut paint area lebih signifikan berperan dibandingkan akurasi tripoin mereka yang mencapai 51,2 persen, tertinggi di seri sejauh ini.
Gim 2 dan Gim 3 menyajikan pertarungan antara dua tim yang relatif sama baik dalam mengeksekusi tembakan luar busur, tetapi perolehan poin di paint area jelas menjadi pembeda utama.
Dalam Gim 2, Warriors yang mengungguli perolehan paint area 40-24 mampu melenggang mulus meraih kemenangan 107-88 atas Celtics.
Celtics berganti mengendalikan penuh paint area dalam Gim 3 dengan raupan poin superior 52-26 demi menundukkan Warriors 116-100.
Dominasi paint area Celtics juga dilanjutkan dengan bagaimana mereka menguasai aspek rebound yakni 47-31 berbanding Warriors, termasuk keberhasilan mengamankan 40,8 persen situasi offensive rebound yang diterjemahkan lebih jauh lewat konversi poin-poin kesempatan kedua 22 berbanding 11.
Aspek penting lain yang bisa dibaca dari perebutan paint area adalah bagaimana kedua tim melindungi wilayah pertahanan mereka masing-masing dan nyatanya dalam Gim 2 Warriors harus mengakui kegagalan karena membiarkan Celtics membawa bola menembus pertahanan lawan (drive) sebanyak 57 kali, atau 22 kali lebih banyak dibandingkan 35 drive yang Warriors lakukan sendiri.
Kelemahan Warriors di paint area Gim 2 tentu tidak lepas dari penampilan kurang prima yang diperlihatkan forward gaek Draymond Green.
Green hanya memproduksi dua poin, empat rebound, dan tiga assist selama 35 menit sebelum melakukan pelanggaran keenam atau dikenai foul out sekira empat menit menjelang bubaran kuarter keempat.
Load more