Bukan Muhammad Ali kalau tidak mampu menyedot perhatian penggemar tinju di seluruh dunia. Ali kembali terlibat dalam pertandingan melawan George Foreman pada 30 Oktober 1974 di Afrika Tengah, negara yang sekarang memakai nama Republik Demokratik Kongo.
George Foreman adalah petinju yang belum terkalahkan dari 40 pertarungannya. Bahkan 80 persen lawan-lawannya jatuh KO di bawah ronde 5. Wajar pula bila Foreman menjadi unggul saat melawan Ali.
Pada dekade 1970-an, pertarungan tinju profesional masih berlangsung dengan sistem 15 ronde. Dan George Foreman sangat menguasai pertarungan. Beberapa pukulan “Big George” mampu membuat Muhammad Ali terpojok dan hanya bisa bertahan.
Namun dengan keahliannya sebagai seorang petinju yang bergaya boxer, yang mampu menguras tenaga lawan, Muhammad Ali mampu membalikkan keadaan. Pada ronde 8, dengan kombinasi pukulannya, Ali mampu merobohkan Big George hingga hitungan ke-10 ia tidak bangun lagi.
Pukulan keras Ali menghantamkan kekalahan pertama George Foreman dalam karier profesionalnya. Big George sekaligus kehilangan gelar juara dunia kelas berat WBC.
Dan seusai pertandingan panas bertajuk “Rumble in the Jungle”, Muhammad Ali melontarkan kalimat yang menjadi identitasnya. “Aku sudah bilang kepada kalian para pengkritik, aku sudah bilang kepada kalian semua, waktu aku memukul Sonny Liston, bahwa aku yang terhebat sepanjang masa!”
Load more