Reputasi The Iron di blantika tinju dunia fenomenal. Mike Tyson menyabet predikat juara dunia kelas berat termuda. Ia menggilas Trevor Berbick dalam duel perebutan gelar juara, saat usianya baru 20 tahun.
Namun ada pada suatu masa, ia mengalami keterpurukan. Tyson mengungkapkan kisah menarik lain dari hidupnya. Berbicara kepada New York Post, Tyson mengatakan, bagaimana pengalaman membuat ia menyadari betapa singkat hidup. Dan semua orang pada waktunya harus meninggalkan dunia.
"Saya tewas saat perjalanan pertama saya," kata Tyson kepada New York Post.
"Dalam perjalanan ini saya telah melihat bahwa kematian itu indah. Hidup dan mati pasti indah, tetapi kematian memiliki reputasi yang sangat buruk," ujar petinju Muslim asal Amerika Serikat.
"Katak mengajari saya bahwa saya tidak akan berada di sini selamanya. Semua ada batasnya."
Si Leher Beton menjelaskan, bagaimana dia konsumsi obat lain, seperti kokain, hingga berekseperimen dengan racun katak, untuk menemukan sebuah jawaban.
"Saya konsumsi obat-obatan berat, seperti kokain. Saya berkata pada diri sendiri, mengapa tidak," lanjut Tyson yang memiliki nama Muslim, yakni Malik Abdul Aziz.
Apa itu racun katak? Merupakan racun yang berasal dari kelenjar racun katak Sungai Colorado, juga terkenal sebagai katak Gurun Sonora (Bufo Alvarius).
Pada 1980-an, orang-orang menjilat katak Sungai Colorado untuk merasakan efek halusinogen dari racunnya. Selanjutnya, orang-orang kini beralih dari menjilati katak menjadi merokok racun katak.
"Saya memiliki harga diri yang rendah. Orang dengan ego besar seringkali memiliki harga diri yang rendah. Kami menggunakan ego kami untuk mensubsidi itu. Katak itu melucuti ego," tukas Mike Tyson tentang masa lalunya saat ia berada di titik terendah dalam hidupnya. (wnb/raw)
Load more