Pada nomor kata, sebanyak 161 atlet karate berkompetisi pada 16 kelas. Total 379 atlet lain berlaga memperebutkan juara pada 55 kelas nomor kumite.
Selain tuan rumah DKI Jakarta, peserta datang dari seluruh pengurus provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY. Karateka juga datang dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Kepulauan Riau.
Peserta dari luar Jawa dan Sumatera berasal dari Pengprov Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Ketua Panitia Kejurnas ASKI 2022 Handoko Wardono Nindyo mengatakan, sebelum berlaga di Kejurnas ASKI 2022, para karateka telah lolos seleksi zonasi yang berlangsung pada awal 2022. Hanya juara dan runner up dari empat zona, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang hadir di kejurnas.
“Mengingat penyelenggaraan ini masih dalam masa pandemi Covid-19, kami menerapkan sistem zonasi untuk menjaring karateka terbaik dari masing-masing wilayah yang akan menuju final di Kejurnas ASKI Jakarta,” ungkap Handoko yang juga merupakan Ketua Umum ASKI DKI.
Sekretaris Jenderal PB FORKI Raja Sapta Ervian mengapresiasi PP ASKI yang senantiasa konsisten mengasah bibit karateka melalui pembinaan berjenjang.
“PB FORKI mengapresiasi langkah ASKI dalam menggelar Kejurnas VII 2022 sebagai tolok ukur dalam melakukan pembinaan prestasi secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan,” ungkap Sekjen FORKI, Raja Sapta Ervian.
Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Guru (KDG) ASKI, Ucok Marisi mengungkapkan, peta kekuatan ASKI di wilayah pusat maupun daerah kian merata dan terus mengalami peningkatan yang signifikan. ASKI yang berdiri sejak 2007 sudah memiliki keanggotaan di 24 provinsi.
“Dari sisi prestasi, para atlet ASKI juga sudah mulai bisa berbicara di tingkat provinsi, bahkan di tingkat nasional pun beberapa atlet kita sudah mulai tampil. InsyaAllah prestasi ini akan terus kita tingkatkan,” ungkap Ucok Marisi.
PP ASKI, yang merupakan penyempurnaan dari Perguruan Karate AMURA, terus meningkatkan kualitas para karateka dari segi teknik maupun karakter. Ucok menambahkan, ASKI akan menjadi lembaga pendidikan nonformal yang mampu membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang lebih baik.
“Karateka ASKI harus menjiwai nilai-nilai yang terkandung di dalam janji karate yang kerap kita ucapkan sebelum dan sesudah latihan. Harapan kami, karateka ASKI dapat menjadikan karate sebagai alat untuk membentuk karakter yang baik, menjadi manusia yang baik,” pungkas Ucok Marisi. (raw)
Load more