"Nama Eko sudah masuk daftar, tapi masih menunggu final entry. Kalau ketika final entry harus bayar, pemerintah tak membantu atau tidak ada sponsor, ya bagaimana, karena ini bukan multievent," lanjut Djoko yang menjelaskan PABSI melakukan seleksi ketat dalam pengiriman atlet ke Kejuaraan Dunia.
PABSI memiliki deretan atlet muda potensial, seperti Muhammad Faathir yang berada di kelas yang sama dengan Eko Yuli, yakni 61 kg putra.
"Tentunya ada persyaratan. Bukan persoalan suka atau tidak suka. Eko tetap pahlawan kita. Hukum alam, yang tua pasti kalah sama yang muda. Sekarang sudah muncul generasi muda kita," imbuh Djoko yang berharap dapat mengirim lebih banyak atlet yang lolos kualifikasi Olimpik 2024 Paris.
"Kolombia jadi tahap pertama, masih ada tiga kali kualifikasi," pungkas Djoko.
Angkat besi menjadi cabang andalan Indonesia untuk mendulang medali di Olimpik. Eko Yuli Irawan telah menyumbang dua medali perak dan dua perunggu sejak tampil di Beijing 2008, China, London 2012, Inggris, Rio de Janeiro 2016, Brasil, hingga Tokyo 2020, Jepang. (ant/raw)
Load more