Ia bahkan dijuluki “An Sai Long” oleh gurunya saat ia belajar Bahasa Mandarin, yang berarti “naga kompetitif yang tenang”.
Dalam olahraga yang didominasi oleh pemain dari Asia, Axelsen mampu bersinar lewat kemampuannya.
Pada usia 16 tahun, ia memenangkan kejuaraan dunia junior di Meksiko, menjadi orang Eropa pertama yang melakukannya.
Ia telah mengumpulkan daftar pencapaian yang mengesankan dalam lebih dari satu dekade sejak itu.
Pada tahun 2022, 39 kemenangan beruntunnya memecahkan rekor sebelumnya yaitu 31 kemenangan yang dipegang oleh juara Olimpiade, Lin Dan.
“Kami bermain sepanjang waktu. Saya mendapat keuntungan karena bisa melangkah jauh di banyak turnamen, saya berlatih keras dan saya berusia 30 tahun, jadi jelas tubuh saya belum pulih seperti saya masih berusia 16 tahun,” ujarnya.
Namun, juara dunia 2017 dan 2022 itu tak mengelak bahwa rasa kompetitifnya juga menjadi penyebab cedera pergelangan kakinya.
Load more