Jakarta, tvOnenews.com - Drama antara An Se-young dengan Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (BKA) menemui babak baru.
An Se-young sebelumnya secara vokal melontarkan protes keras terhadap BKA usai meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024 pada awal Agustus kemarin.
Saat itu An Se-young mengeluhkan penanganan manajemen BKA yang dianggap terlalu meremehkan atlet, termasuk dalam urusan penanganan cedera.
Di sisi lain, beberapa tuduhan yang dilontarkan oleh pemain nomor satu di tunggal putri itu dibantah oleh BKA.
Kisruh dan drama ini akhirnya membuat Komite Olahraga dan Olimpiade Korea Selatan turun tangan dan melakukan penyelidikan.
Menurut informasi terbaru dari media lokal News1 Kr, Korea Sports Council melaporkan bahwa para eksekutif atau petinggi dari BKA telah melakukan praktik korupsi.
Yakni menggunakan dana asosiasi untuk pembelian tiket pesawat ke luar negeri sejak tahun 2019.
Sebanyak delapan eksekutif BKA menggunakan dana operasional untuk keberangkatan mereka ke luar negeri.
Informasi tersebut juga menyebutkan bahwa BKA memiliki dana operasional sekitar 6,5 miliar hingga 17 miliar Won (Rp75-197 miliar).
Hal ini tentu menuai kritik karena Asosiasi cabor lainnya menggunakan dana pribadi mereka seperti Panahan, menembak, tenis meja dan renang.
Berkat An Se-young, borok BKA lainnya yang terbongkar ialah Presiden dan para eksekutif tak pernah memberikan sumbangan untuk asosiasi mereka.
Asosiasi di Korea Selatan biasanya mendapatkan dana dari sponsor, hadiah juara hingga donasi.
Selain itu Ketua Umum dan eksekutif yang notabene merupakan perwakilan dari perusahaan besar biasanya mendatangkan sponsor maupun donasi dari perusahaan yang mereka wakilkan.
Berbeda dengan Panahan yang mendapatkan donasi senilai 8,3 miliar Won dan menembak sebanyak 500 juta Won.
Korea Sports Council saat ini masih terus melakukan penyelidikan. Sementara An Se-young sebelumnya menolak bertemu dengan BKA dan memilih menemui Menteri Olahraga Korea Selatan. (nad)
Load more