Proses persiapan
PBSI menunjuk Coach Herry sebagai orang yang akan bertanggung jawab untuk mewujudkan target menjadi juara. Permasalahan di masa lalu pun sudah dilupakan dan kini fokus menghadapi masa depan.
Turnamen Japan Open dan Kejuraan Dunia menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi ganda putra timnas. Program latihan selama empat pekan yang meliput teknik, fisik, serta mental menjadi fokus bagi Herry.
Simulasi pertandingan juga sempat dilakukan oleh Herry dengan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dilakukan supaya para atlet yang bertanding terbiasa dengan atmosfer pertandingan.
Herry yang dijuluki coach Naga Api memilih untuk rendah hati kendati PBSI memasang target sangat tinggi. Menurutnya, siapapun bisa dan boleh menjadi juara.
Menurut Herry, peluang Indonesia untuk meraih gelar juara berada di Denmark dan French Open. Sebab, di prancis dinilai lebih nyaman sehingga menjadi keuntungan bagi timnas untuk membentuk kekuatan mental.
"Biasanya di Prancis suasananya lebih happy, yang utama kan kondisi hati mereka karena bisa menghilangkan capek. Termasuk pilihan makanan di sana lebih beragam, mereka lebih mudah pilih makanan sesuai selera," tutur Herry.
Berbicara soal makanan, Herry menilai hal tersebut perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh terhadap semangat juara para atletnya. Selain itu, perlu juga disiplin dalam beristirahat supaya kemampuan terbaik keluar.
Tak lupa ia turut mengingatkan para pemainnya untuk tetap waspada selama bertanding di Eropa. Jeda yang cukup lama tak hanya menjadi keuntungan penghuni Pelatnas Cipayung, namun juga pesaing dari negara lain.
Herry tak ingin optimisme yang terbangun dalam mental pemainnya terlalu berlebihan. Dengan tegas ia meminta untuk berhati-hati dan mempelajari peta kekuatan calon lawan di Eropa.
Apalagi dengan formasi berlapis hingga lima pasangan, tentu memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan bagi timnas.
"Kelebihannya bawa banyak ganda ya sangat memungkinkan untuk bertemu di putaran akhir atau All Indonesian Final. Tapi minusnya kalau mereka saling bertemu di babak awal, rontoknya lebih cepat," Herry menjelaskan.
Bekal evaluasi
Hasil tak maksimal di Jepang bulan lalu menjadi evaluasi bagi ganda putra. Bahkan saat itu tim asuhan Herry dinilai telat panas sehingga kerap terlibat rubber game yang melelahkan.
Berdasarkan evaluasi dari mengikuti Japan Open dan Kejuaraan Dunia di Tokyo, kekurangan ganda putra lebih pada aspek mental sehingga mempengaruhi pola permainan di lapangan.
Oleh sebab itu, Herry menampik anggapan bahwa fisik menjadi tersangka” dari dugaan telat panas. Herry berharap hal tersebut tak kembali terulang di Eropa karena ia begitu yakin dengan persiapan selama 1 bulan di Jakarta.
Mantan peringkat satu dunia Kevin/Marcus diyakini akan tampil lebih baik dari sebelumnya. Herry menuturkan porsi latihan untuk bertanding di Denmark jauh lebih banyak jika dibandingkan ke Jepang.
Selain Minions, pasangan Fajar/Rian juga mendapat perhatian lebih dari Herry.
PBSI menaruh harapan besar bagi ganda putra peringkat enam dunia itu. Performa Fajar/Rian mengalami kenaikan positif sehingga digadang bisa tampil lebih baik dari kedua rekan mereka yang secara peringkat lebih superior.
"Terlihat mental mereka sedang naik banget, tapi dari segi permainan lebih santai. Nah ini jadi peak (puncak) mereka dari segi usia dan mentalnya. Titik balik mereka saat juara di Swiss Open. Di Korea meski letih tetap bisa sampai final. Mereka yang paling fit saat ini," tutur Herry. (ant/fan)
Load more