Jakarta – Mantan pemegang sabuk juara kelas bulu OnePride MMA, Aep Saepudin, menjalani comeback dengan manis. Ia mengalahkan Hadi Purnomo dalam duel perbaikan peringkat.
Sabtu malam (06/08/2022), The Raging Bull, Aep Saepudin sukses mengalahkan Arek Malang, Hadi Purnomo, dengan kemenangan TKO pada ronde pertama. Aep memenangi pertarungan kelas bulu Fight Night 61 “Fight for Champions” OnePride MMA.
Aep Saepudin mengakui bahwa kemenangannya atas Hadi Purnomo pada duel OnePride MMA sudah sesuai dengan gameplan. Aep 'The Raging Bull' Saepudin juga memberi bukti bagi semua rival di kelas bulu, bahwa ia belum habis dan siap menjadi ancaman bagi siapa pun.
"Alhamdulillah pertandingan tadi sudah sesuai dengan gameplan. Saya bisa finish dia (Hadi) pada ronde pertama, dengan strategi yang memang sudah kami latih pas traning camp,” ujar Aep sesudah laga.
“Pesan untuk rival-rival saya di kelas feather: saya nggak akan pernah berhenti, untuk bisa kembali ke puncak, dan merebut lagi apa yang seharusnya memang saya miliki, yakni sabuk juara," ujar Aep Saepudin optimistis bisa mewujudkan impiannya untuk jadi champion lagi.
Juru Dakwah yang Pendiam
Impian Aep Saepudin untuk menjadi juara lagi telah melalui jalan berliku. Ia mulai bertarung di OnePride MMA pada 2016. Menang pada laga debut kala berhadapan dengan Nurul Mustaqim, Aep kemudian mendapat cobaan karena kalah saat bertemu Paul Lumihi dan Deni Arif.
Namun perlahan tapi pasti, impiannya untuk menjadi pemegang sabuk akhirnya terwujud, kala Aep sukses merebut sabuk dari tangan Hafid Nur Maradi. Tapi gelar juaranya lepas dan berpindah ke tangan Eperaim Ginting. Sekarang ia berharap bisa kembali tampil pada perebutan gelar juara kelas bulu.
'The Raging Bull' tidak pernah menyangka ia akan berada pada posisi sekarang. Apalagi saat kecil, Aep belajar di pondok pesantren dan pernah beberapa kali menjadi juara kompetisi pidato dakwah.
"Kata orang sih, dulu pas kecil, saya pendiam. Jadi, pas saya pertama kali main OnePride lawan Paul, teman-teman pesantren, tetangga-tetangga pada kaget, kenapa bisa, Aep nu baheula cicingeun (Aep yang dulu pendiam), bisa ikutan olahraga kaya gitu (MMA)," cerita Aep Saepudin.
"Dulu mah banyak yang mengira, saya bakal jadi ustad, karena selama tiga tahun di pesantren, alhamdulillah saya sering juara pidato dakwah," sambung Aep Saepudin dengan logat Sunda.
Orangtua Tidak Setuju
Dari belajar agama di pesantren, lalu bekerja di toko material, kemudian beralih ke dunia beladiri, Aep Saepudin pernah membuat kecewa orangtuanya. Ayah-ibunya khawatir dan tak setuju pada pilihan kariernya karena tak ada keturunan atlet dalam keluarga besarnya.
"Nggak sama sekali, mereka nggak izinin saya untuk jadi atlet beladiri. Saya masih ingat, waktu itu saya untuk pertama kali ikut turnamen muaythai amatir di Tasikmalaya. Saat anak-anak lain dikasih selamat sama orangtuanya, saya malah dimarahin habis-habisan sama Bapak,” kenang pria berusia 28 tahun.
Lantaran tidak mendapat izin bertarung, Aep marah, bahkan ia putus komunikasi dengan kedua orangtua. Namun bekal agama menyadarkan petarung kelahiran Ciamis, Jawa Barat. Tak ingin jadi anak durhaka, ia kemudian kembali mendekati ayah-ibunya untuk meraih restu menjadi petarung profesional.
“Setelah jelasin secara detail, alhamdulilah, akhirnya sampai sekarang orangtua kasih restu,” kata Aep Saepudin mengenai kiprahnya menuju OnePride MMA dan kini berpeluang maju ke petarungan memperebutkan gelar juara kelas bulu setelah mengalahkan Hadi Purnomo. (rfn/raw)
Load more