Para pebalap Grup A, yang mendapat kesempatan melakukan QTT pada 15 menit sebelumnya, lebih beruntung karena membalap saat trek masih dalam kondisi kering.
"Grup B kena hujan, Grup A aman. Kami nggak bisa minta panitia menghentikan lomba sebentar, karena sudah ada peraturannya," ujar Fitriansyah Kete, rider asal Samarinda, Kalmantan Timur, yang berstatus juara seri 2 Oneprix di Bukit Peusar, Tasikmalaya pada 2019.
“Kapasitas gridnya hanya 27. Untuk grid 28 dan seterusnya sudah mentok di R terakhir di Sirkuit Bukit Peusar sehingga pebalap harus bersaing dalam dua grup terpisah," terang Eddy Horison, Race Director Oneprix Championship 2022.
Mengenai banyak pebalap dari Grup B yang tak bisa mencatat waktu terbaik hingga gagal lolos QTT, menurut Eddy Horison, karena trek dalam kondisi sangat basah akibat turun hujan.
"Sesuai dengan aturan balapan, kami melakukan sistem silang grid saat QTT. Grup A isi grid ganjil dan Grup B isi grid genap. Kami harus melakukan aturan karena peserta kelas OP1 Expert melebihi kuota untuk starting grid 27 pebalap sehingga kami membagi pebalap dalam dua grup," lanjut Eddy Horison.
Load more